Senin, 26 November 2012

MEMOTIVASI ORANG LAIN

Diposting oleh Unknown di 16.08

Menurut teori kompetensi, kita harus bisa memotivasi diri sendiri dan memotivasi orang lain. Pada dasarnya, setiap orang ingin bisa memotivasi orang lain dan setiap orang itu bisa dimotivasi. Oleh karena itu, sumber motivasi ada yang ekstrinsik dan intrinsik. Sumber motivasi ekstrinsik itu mencakup perubahan keadaan, lingkungan, atau orang lain. Sumber intrinsik adalah dirinya sendiri. Semua orang memiliki  sumber motivasi intrinsik ini.
Hubungan antara sumber ekstrinsik dan intrinsik saling terkait. Seseorang akan mudah termotivasi oleh sentuhan-sentuhan di luar dirinya apabila orang itu mengaktifkan sumber intrinsiknya. Sebaliknya, seseorang akan semakin tidak mudah tersentuh oleh motivasi ekstrinsik sejauh motivasi intrinsiknya belum aktif. Bahkan, sering ditemukan bahwa orang tidak akan termotivasi oleh berbagai bentuk sentuhan eksternalnya ketika orang itu menon-aktifkan sumber internalnya.
Ada sekelompok orang yang memang bisa menerima motivasi dari luar (ekstrinsik) secara langsung dan langsung diinternalisasikan ke dalam dirinya (intrinsik), ada yang menolaknya lebih dulu lalu menerima, ada yang lamban menerima, ada yang tak acuh, dan ada yang benar-benar menolak. dengan mendatangkan realitas baru. Dan masih banyak lagi tipe manusia itu.
Jika kita memotivasi orang, yang perlu kita motivasi bukan hanya tindakan, melainkan memotivasi untuk mengaktifkan sumber motivasi intrinsiknya. Berikut merupakan prinsip dasar memotivasi orang lain:
·      Mengukur motivasi seseorang
Semakin kuat seseorang menggantungkan sumber motivasinya pada kebutuhan fisiologis (perut, kalkulasi ekonomi jangka pendek, dst), maka motivasinya semakin rendah. Sebaliknya, semakin kuat seseorang menggantungkan sumber motivasinya pada kebutuhan psikologis (mengembangkan potensi, aktualisasi diri, dst), maka motivasinya semakin tinggi.
Orang yang berkonsentrasi pada kebutuhan psikologis memerlukan motivasi fisiologis, namun tidak mengandalkannya sebagai faktor tunggal atau yang paling utama dan satu-satunya. Jadi, perspektif tentang motivasi jauh lebih luas. Oleh karena itu, semakin kuat seseorang menggantungkan sumber motivasinya pada kebutuhan psikologis (aktualisasi-diri), maka secara otomatis kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.
·      Pendekatan dalam memotivasi
Karena setiap orang berbeda, maka pendekatannya pun berbeda sesuai tipe orang tersebut. Memotivasi orang yang motivasinya rendah (ekstrinsik) tentu berbeda dengan memotivasi orang yang sudah tinggi motivasinya. Memotivasi orang dalam konteks sebagai individu (person) tentu berbeda dengan ketika konteksnya adalah massal, kolektif atau sosial (public). Memotivasi orang untuk tujuan jangka pendek (short task-oriented) tentu berbeda juga dengan memotivasi untuk tujuan jangka panjang (long achievement-oriented).
Secara umum, beberapa pendekatan yang bisa kita pilih  adalah sebagai berikut:
1.    Pembaharuan
Penjelasan baru, pengkondisian baru, perubahan baru, penyadaran baru, dan lain-lain. Terkadang seseorang merasa bosan dengan rutinitasnya. Oleh karena itu, suasana baru sangat dinantikan. Ini bisa dilakukan dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit.
2.    Pentargetan
Tugas baru, deadline baru, sasaran baru, dan lain-lain. Seseorang yang dihadapkan pada hal yang kurang menantang memiliki motivasi yang lemah. Namun, jika dihadapkan pada hal yang terlalu menantang, dapat berpotensi menimbulkan stress. Oleh karena itu, jauh lebih bagus jika melibatkan perumusan target dan keputusan.

3.    Peringatan
Memberi perintah dan larangan serta menjelaskan konsekuensinya. Peringatan ini bisa dilakukan dengan cara lembut atau keras. Ini mungkin cocok untuk sebagian orang dalam konteks tertentu, tapi bisa jadi gagal untuk orang dengan konteks berbeda.

4.    Penilaian
Memberikan penilaian kinerja, evaluasi, koreksi, supervisi, dan lain-lain dengan menjelaskan kekurangan dan kelebihan. Akan lebih bagus bila kita melakukan evaluasi. Kemarahan yang tidak jelas sering menimbulkan reaksi penolakan. Penolakan ini ada yang sifatnya reaksi fisik (ucapan atau sikap) dan ada yang sifatnya batin (tidak rela menerima, defensif).

5.    Penghargaan
Memberikan peluang kemajuan, memberikan bonus, gaji, insentif, memberikan jabatan atau posisi, kekuasaan, pengembangan, dan lain-lain. Dalam Penghargaan ini bisa menjadi motivator yang baik jika diberikan dengan kadar yang pas, ke orang yang tepat dan diarahkan untuk mencapai sasaran yang tepat.
Itulah pendekatan yang bisa kita tempuh. Untuk mengetahui keadaan seseorang dan pendekatan apa yang tepat, tidak mudah karena keadaan seseorang itu dinamis. Akan lebih efektif jika kita memakai pendekatan yang komprehensif, dari mulai fisiologis dan psikologis. Ini bisa mengacu pada teorinya abraham maslow tentang hirarki kebutuhan atau pakai kelima pendekatan di atas secara bersamaan dengan memperhatikan keadaan.
Hal terpenting adalah memberikan penjelasan secara verbal maupun non verbal sehingga seseorang dapat mengaktifkan sumber motivasi intrinsiknya. Hal yang menjadi sumber penentu.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kecerdesan Emosi dan Motivasi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea