Menurut teori kompetensi,
kita harus bisa memotivasi diri sendiri dan memotivasi orang lain. Pada
dasarnya, setiap orang ingin bisa memotivasi orang lain dan setiap orang itu
bisa dimotivasi. Oleh karena itu, sumber motivasi ada yang ekstrinsik dan
intrinsik. Sumber motivasi ekstrinsik itu mencakup perubahan keadaan,
lingkungan, atau orang lain. Sumber intrinsik adalah dirinya sendiri. Semua
orang memiliki sumber motivasi intrinsik
ini.
Hubungan antara sumber
ekstrinsik dan intrinsik saling terkait. Seseorang akan mudah termotivasi oleh
sentuhan-sentuhan di luar dirinya apabila orang itu mengaktifkan sumber
intrinsiknya. Sebaliknya, seseorang akan semakin tidak mudah tersentuh oleh
motivasi ekstrinsik sejauh motivasi intrinsiknya belum aktif. Bahkan, sering
ditemukan bahwa orang tidak akan termotivasi oleh berbagai bentuk sentuhan
eksternalnya ketika orang itu menon-aktifkan sumber internalnya.
Ada sekelompok orang yang
memang bisa menerima motivasi dari luar (ekstrinsik) secara langsung dan
langsung diinternalisasikan ke dalam dirinya (intrinsik), ada yang menolaknya
lebih dulu lalu menerima, ada yang lamban menerima, ada yang tak acuh, dan ada
yang benar-benar menolak. dengan mendatangkan realitas baru. Dan masih banyak
lagi tipe manusia itu.
Jika kita memotivasi orang,
yang perlu kita motivasi bukan hanya tindakan, melainkan memotivasi untuk
mengaktifkan sumber motivasi intrinsiknya. Berikut merupakan prinsip dasar
memotivasi orang lain:
·
Mengukur motivasi seseorang
Semakin kuat seseorang menggantungkan sumber motivasinya
pada kebutuhan fisiologis (perut, kalkulasi ekonomi jangka pendek, dst), maka
motivasinya semakin rendah. Sebaliknya, semakin kuat seseorang menggantungkan
sumber motivasinya pada kebutuhan psikologis (mengembangkan potensi,
aktualisasi diri, dst), maka motivasinya semakin tinggi.
Orang yang berkonsentrasi pada kebutuhan psikologis memerlukan
motivasi fisiologis, namun tidak mengandalkannya sebagai faktor tunggal atau
yang paling utama dan satu-satunya. Jadi, perspektif tentang motivasi jauh
lebih luas. Oleh karena itu, semakin kuat seseorang menggantungkan sumber
motivasinya pada kebutuhan psikologis (aktualisasi-diri), maka secara otomatis
kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.
·
Pendekatan dalam memotivasi
Karena setiap orang berbeda, maka pendekatannya pun
berbeda sesuai tipe orang tersebut. Memotivasi orang yang motivasinya rendah
(ekstrinsik) tentu berbeda dengan memotivasi orang yang sudah tinggi
motivasinya. Memotivasi orang dalam konteks sebagai individu (person) tentu
berbeda dengan ketika konteksnya adalah massal, kolektif atau sosial (public).
Memotivasi orang untuk tujuan jangka pendek (short task-oriented) tentu berbeda
juga dengan memotivasi untuk tujuan jangka panjang (long achievement-oriented).
Secara umum, beberapa pendekatan yang bisa kita
pilih adalah sebagai berikut:
1.
Pembaharuan
Penjelasan
baru, pengkondisian baru, perubahan baru, penyadaran baru, dan lain-lain.
Terkadang seseorang merasa bosan dengan rutinitasnya. Oleh karena itu, suasana
baru sangat dinantikan. Ini bisa dilakukan dari hal yang sederhana sampai hal yang
rumit.
2.
Pentargetan
Tugas
baru, deadline baru, sasaran baru, dan lain-lain. Seseorang yang dihadapkan
pada hal yang kurang menantang memiliki motivasi yang lemah. Namun, jika dihadapkan
pada hal yang terlalu menantang, dapat berpotensi menimbulkan stress. Oleh
karena itu, jauh lebih bagus jika melibatkan perumusan target dan keputusan.
3.
Peringatan
Memberi
perintah dan larangan serta menjelaskan konsekuensinya. Peringatan ini bisa
dilakukan dengan cara lembut atau keras. Ini mungkin cocok untuk sebagian orang
dalam konteks tertentu, tapi bisa jadi gagal untuk orang dengan konteks
berbeda.
4.
Penilaian
Memberikan
penilaian kinerja, evaluasi, koreksi, supervisi, dan lain-lain dengan
menjelaskan kekurangan dan kelebihan. Akan lebih bagus bila kita melakukan evaluasi.
Kemarahan yang tidak jelas sering menimbulkan reaksi penolakan. Penolakan ini
ada yang sifatnya reaksi fisik (ucapan atau sikap) dan ada yang sifatnya batin
(tidak rela menerima, defensif).
5.
Penghargaan
Memberikan
peluang kemajuan, memberikan bonus, gaji, insentif, memberikan jabatan atau
posisi, kekuasaan, pengembangan, dan lain-lain. Dalam Penghargaan ini bisa
menjadi motivator yang baik jika diberikan dengan kadar yang pas, ke orang yang
tepat dan diarahkan untuk mencapai sasaran yang tepat.
Itulah pendekatan yang bisa
kita tempuh. Untuk mengetahui keadaan seseorang dan pendekatan apa yang tepat, tidak
mudah karena keadaan seseorang itu dinamis. Akan lebih efektif jika kita
memakai pendekatan yang komprehensif, dari mulai fisiologis dan psikologis. Ini
bisa mengacu pada teorinya abraham maslow tentang hirarki kebutuhan atau pakai
kelima pendekatan di atas secara bersamaan dengan memperhatikan keadaan.
Hal terpenting adalah
memberikan penjelasan secara verbal maupun non verbal sehingga seseorang dapat mengaktifkan
sumber motivasi intrinsiknya. Hal yang menjadi sumber penentu.
0 komentar:
Posting Komentar