Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup. Marah, takut, sedih,
senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah respon terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi. Suatu kondisi kesadaran yang kompleks,
mencakup adanya sensasi di dalam diri dan ekspresi ke luar yang memiliki
kekuatan untuk memotivasi seseorang untuk bertindak.
Ketika kita mengalami emosi tertentu, misalnya gembira, tentu saja ada
penyebab tertentu yang membuat kita gembira. Demikian pula ketika kita
mengalami emosi sedih, tentu saja ada penyebab tertentu yang membuat kita
sedih. Peristiwa-peristiwa yang kita hadapi itu akan mengakibatkan otot-otot
kita secara refleks berkontraksi akibat mengalami stimulasi semacam sengatan
listrik. Selanjutnya, dengan itu kita menyadari dan menginterpretasi bahwa kita
sedang gembira atau sedih, lalu interpretasi itu menentukan bagaimana kita
bertindak.
Berdasarkan keadaan tersebut kita dapat menemukan bawa emosi terdiri atas
tiga komponen, yaitu:
1 1. Adanya perubahan fisiologis (sensasi
pada tubuh)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi sumber emosi adalah pada sistem
saraf pusat, yakni pada otak. Emosi melibatkan jaringan kerja perubahan
fisiologis yang cukup rumit, yang memengaruhi jiwa maupun tubuh secara
simultan. Ketika sebuah stimulus dirasakan oleh indera kita, maka sinyal
dikirim melalui saraf-saraf menuju pusat otak, dan di sana proses impuls
terbagi dua. Sebagian terkirim ke korteks di mana stimulus disadari dan emosi
dirasakan; sementara sebagian impuls lainnya terkirim menuju otot, di mana
perubahan tubuh dan perilaku terjadi.
Penemuan tersebut mengungkapkan bahwa manusia dapat mengontrol emosi dengan
memanipulasi sensasi-sensasi tertentu. Misalnya, kita dapat mengendalikan emosi
sakit dengan memblok pintu gerbang yang memungkinkan sinyal sakit terkirim ke
otak. Hal ini telah dipraktikkan dalam dunia kesehatan, salah satunya dalam
akupunktur.
2. Kesadaran dan interpretasi yang bermakna
subjektif akibat adanya sensasi
Hadirnya suatu stimulus di hadapan kita bukan saja menimbulkan sensasi
secara fisiologis melainkan juga menimbulkan interpretasi. Sensasi fisiologis
menentukan seberapa besar intensitas emosi, sedangkan interpretasi yang
merupakan komponen mental ini menentukan kualitas atau makna suatu emosi.
Jika yang kita alami adalah emosi marah, melalui perubahan fisiologis kita
dapat merasakan seberapa kuatnya kemarahan kita dan melalui proses interpretasi
kita memahami mengapa kita marah dan makna-makna lain dari kemarahan kita. Apa
yang kita pikirkan dan situasi sosial yang ada merupakan petunjuk yang sangat
menentukan interpretasi kita.
3. Kemungkinan mengekspresikan kesadaran
itu dalam tindakan (respon)
Emosi seringkali dipahami sebagai perasaan. Perilaku kita dipengaruhi oleh
perasaan yang kita alami. Setelah seseorang menerima stimulus, segera terjadi
penilaian intuitif: baik atau buruk. Selanjutnya penilaian baik-buruk ini
menjadi petunjuk atau penentu perilaku kita.
0 komentar:
Posting Komentar